Rabu, 10 April 2013

filosofi air mengalir(tadaburi alami)


         Air mengalir dapat menyuburkan tanah sekitar, menumbuhkan tanaman, dan menghasilkan berbagai jenis buah yang bermanfaat bagi manusia. Manusia harus bisa seperti air yang mengalir, yakni bermanfaat. Goethe mengatakan bahwa “kehidupan yang tidak bermanfaat adalah kematian yang datang lebih awal.
Bening dan jernih merupakan ciri khas air yang masih alami. Kebeningan dan kejernihan melambangkan kejernihan hati, kejujuran dan keadilan. Kejernihan, kejujuran dan keadilan merupakan filosofi selanjutnya yang harus ditiru oleh manusia. Kejernihan, kejujuran dan keadilan sangat sulit, tapi untuk mencapai hidup yang mulia harus tetap dilakukan.
Aliran-aliran air kecil bergabung menjadi anak sungai dan akhirnya menjadi sungai. Filosofi ini menggambarkan bahwa kelompok-kelompok kecil akan menjadi kuat bila bersatu. Manusia adalah maklhuk sosial yang membutuhkan orang lain dalam hidup. Interaksi dengan individu yang lain sangat diperlukan.
          Aliran air setiap waktu selalu berubah. Hal tersebut menunjukan adanya perubahan terus-menerus. Jika air tidak mengalir, maka akan terjadi genangan yang menyebabkan bau busuk. Seperti Manusia, jika tidak berubah, manusia akan tertinggal dan mengalami kehancuran. Sungai mengalir dari atas menuju bawah, artinya pemimpin yang sukses datang kepada anak buahnya, bukan anak buah yang datang kepada atasannya. Makna kerendahan hati merupakan senjata yang ampuh untuk menggerakkan rakyat bawah.
Air mengalir melewati batu dengan enaknya. Apabila batu tersebut besar, maka air tersebut lewat di sisinya. Maksudnya, air tersebut bersifat luwes dan fleksibel. Air jika ditempatkan dalam gelas berbentuk gelas, apabila ditempatkan dalam botol berbentuk botol. Hal tersebut berarti dapat menyesuaikan dengan keadaan. Fleksibel dan mudah menyesuaikan dalam setiap keadaan merupakan filosofi selanjutnya yang harus diterapkan oleh manusia.
Sungai dengan senang hati menampung buangan kotoran dari kaleng bekas, sampah, kotoran manusia, dsb. Maknanya, manusia harus siap menerima masukan, baik kritik maupun saran, meskipun pedas tetap ditanggapi dengan tenang. Sungai yang masih alami, suaranya gemercik indah. Komunikasi dengan tuhan maupun manusia harus dilakukan dengan baik. Manusia harus mampu berkomunikasi dengan baik, apabila komunikasi tidak berjalan baik, hal buruk akan datang begitu saja.
(sumber: Suyanto.2005. Smart in leadership, Belajar dari Kesuksesan Pemimpin Top Dunia. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. halaman 21-24)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar