Minggu, 31 Maret 2013

PUISI PAGI


Pagi yang indah..
Ketika matahari bersenandung hangat..
Dan langit membiarkan hamparan biru melebar..
Ketika gunung gunung terjaga..
Dan lembutnya angin angin menyapa..

Agh.. pagi yang indah..
Bila hati manusia mampu melihat..
Betapa hari ini dimulai tanpa sarat..
tanpa pinta, tanpa peluh bergumam..

Bila sebentuk kedamaian mampu terlukis,
Hingga siang menjelang dan malam mengakhiri..
Bila langit mampu menentramkan kemegahannya..
tanpa warna warna suram yang menggelegar.

CORETAN PAGI HARI

ASSALAMUALAIKUMWRWB SOB

suasana pagi hari ynag menyenangkan,
saya dapat kembali bangun pagi dan menikmati suasana pagi hari yang cerah dan menyejukkan,
beberapa hari ini saya berbahagia atas kenikmatan ALLAH berikan pada saya,ALLAH memberikan kesehatan badan,mata,dan pendengaran saya..
ku bangun dengan sehat itu kenikmatan yang luar biasa...setelah solat subuh ku keluar menghirup udara yang segar sembari jalan-jalan pagi.
disubuh hari terlihat bintang-bintang dan bulan yang masih ternag menyinari bumi..hati mata dan pikiran menjadi tenang merasakan begitu luar biasanya kebesaran yang ALLAH tampakkan kita...
sedikit dengan jalan-jalan pagi...
merasakan nikmatannya kesehatan yang luar biasa dengan sedikit melangkahkan kakiku dan menginjak-injak bebatuan yang kecil sebagai terapi...
kemudian dilanjutkan pagi ini yang terlihat begitu cerahnya bumi melihat langit biru yang diselimuti oleh sedikit wan menjadikan suasana pagi ini semakin indah berseri...burung-burung yang berkicau pagi ini tidak kalahnya menyambut sang bumi yang berseri....pepohonan dan rerumputan yang hijaupun menampakkan kebahagianya..
begitulah gambaran kebahagiaanku pagi hari ini...

salam MeNsyukurI NIKMAT ALLAH tanpa mengkufuri nikmat ALLAH
FATHURROHMAN SLAMET

Sabtu, 30 Maret 2013

UKHUWAH=PERSAUDARAAN

berbicara tentang ukhuwah...
pertama ta'ruf.kedua tafahum,ketiga takaful
ta'aruf itu saling mengenal,tafahum itu saling memahami,dan takaful itu saling berkorban....sorry kalaw salah pokoknya itulah...
nah berbicara tentang ukhuwah itu berbicara tentang persaudaraan islam...
saya jelaskan tentang taaruf,taaruf itu saling mengenal kita tentunya sudah mengenal kamu dari nama, fisik dan   orangnya.ini sudah selesailah..
kemudian tentnag saling memahami...sudahkah saya kamu saling memahami??????
sering kali kita minta dipahami namun jarang kita memahaminya...
kalaw sudah masuk tingkatan ini,kita tentunya harus saling memahaminya...saya tahu kamu kamu juga harus tau aku, saya paham kamu kamu juga harus paham saya. Hal ini sering kita saling menyalahkan ornag karna kita belum memahaminya. kita ibaratkan saja tentang karakter,karakterku seperti ini ya kamu harus paham saya,karakter kamu seperti itu ya saya juga paham kamu..
kalaw tulisan ini agak mbulet datangi langsung ornagnya...
terus lanjut ke tingkat saling pengorbanan''saling kenal sudah saling pahami sudah kemudian ke tingkat saling berkorban nah ini tingkatan agak berat...walau masih ada tingkatan yang lebih berat lagi.
ku jelaskan lah saling berkorban dalam hal ini terkadang materi,waktu,perasaan kita dan bahkan rela demi saudara kita...benar-benar berkorban tentang berbagai macam persoalan...duh agak sulit jelaskannya ditulisan ini...
lain kali saja cuy saya jelaskan...ada panggilan ALLAH...
mau lanjut sholat ashar dulu....

berat sama dipikul ringan sama dijinjing

berawal dari dapat sms saudaraku yang tidak jelas apa maksunya.
membuatku ingin tidur siang hari ini menjadi tak nyenyak,apa maksud pesan smsnya.
pesannya intropeksi diri itu maksunya,dari mana letak kesalahanku? memang saya banyak salah,tapi kalaw tidak dijelaskan darimana letak kesalahanya mana saya tahu???????
ya insyaALLAH saya suatu saat tahu apa maksunya.
kata imam ghozali apa yang paling jauh,yang paling jauh adalah masa lalu,kemudian apa yang paling dekat,yang paling dekat adalah kematian,apa yang paling berat,yang paling berat adalah amanah,terus apa yang paling ringan? yang paling ringan adalah ninggalkan solat.
nah yang poin tentang paling deket dengan kita adalh kematian,kamu yang baca tulisanku ini yang masih muda inget mati gak,apa masih jauh pikiranmu tentang kematian,padahal besok kita bisa mati,bahkan hari ini kita gak tahu bisa saja ALLAH mencabut kematian itu.
kemudian tentang amanah,yang paling berat adalalah amanah kata imam ghozali...sudahkan diriku dirimu mengemban amanah ini dengn baik???
kemudian pesan Syaikh kita HASAN ALBANNA"AMANAH BEGITU BANYAK DARIPADA WAKTU,MAKA BANTULAH SAUDARAMU UNTUK MEMBANTU AMANAH ITU AGAR AMANAH ITU CEPAT TERSELESAIKAN"
YUK..kita bergotong royong tuk cepet selesaikan amanah saudara kita.
berat sama dipikul ringan sama dijinjing itu kalaw pepatah kita.

Jumat, 29 Maret 2013

SYUKUR VS KUFUR

MENATAP LANGIT BIRU

lukisan alam terlihat begitu indah,menyejukkan jiwa,menentramkan jiwa,sungguh terasa hari ini ku berseri tiada hari yang dilalui kecuali mensyukuri nikmat sang ilahi rabbi. langit membiru di campur serbukan awan semakin indah terlihat alam. kebesaran ALLAH begitu luar biasa,tiada bosan-bosanya ku syukuri nikmatnya anugrah sang ilahirabbi. angin berhembus dari jendela,menghembus kamar yang begitu sejuknya...suara pepohonanpun terdengar berseri tergoyangkan oleh gerak angin disiang ini. hijaunya dedaunan bertanda suburnya alam ini. kita hidup disurga kalaw kata ornag arab, tapi banyak ornag indonesia tidak merasakan surga itu. maka nikmat tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan??????

bergetar hati ini pikiranku melayang teringat tadimalam setelah berkunjung kerumah sakit menjenguk pak imam masjid sedang sakit. dirumah sakit banyak ornag sakit,jelaslah dirumah sakit banyak ornag sakit...maksud aku itu alangkah nikmatnya kesehatan yang aku rasakan ini luar biasanya ALLAH berikan padaku. begitu mahalnya kalaw kita harus bayar kesehatan dirumah sakit itu. melihat banyak orang terbaring lemas disana,mau makan gak enak,mau tidur tidak enak,mau nonton gak enak,mau ini mau itu juga gak enak..ya semoga saja mereka tabah dan bisa bersyukur walaupun dalam keadaan sakit.
apalagi yang sehat harus bertambah syukur akan nikmat sehat yang ALLAH berikan pada kita.

saya memang paling senang kalaw diajak temen atau siapalah kalaw diajak ke rumah sakit... saya dapat aura tersendiri akan nikmat sehat yang ALLAH berikan pada saya. semoga saja saya keluarga saya sanak famili saya dan temen-temen semua diberi kesehatan selalu.
dan semoga juga dirimu yang baca tulisanku ini sehat selalu insyaALLAH.

KEMUDIAN
beberapa hari ini saya teringat dengan ada kawan memberikan berita duka. kabar duka itu kabar yang tidak disangka-sangka..kabarnya temen dari temenya meninggal dengan tidak kehendak ALLAH,ia meninggal dengan bunuh diri. na udzubillahminzalik..semoga kita terhindar dari perbuatan buruk itu. ketika saya bercerita tentang kunjungan saya kerumah sakit tentang nikmat nya kesehatan eh ini malah tentang ornag yang tidak mensyukuri nikmat ALLAH berikan padanya. ya semoga saja kita terhindar dari perbuatan itu. perbuatan itu sangat buruk, ALLAH mencela dan membencinya...ntahlah apa nasib ornag bunuh diri ketika di akhirat nanti...
ada-ada saja..hari gini masih ada pengikut samurai yang terkenal dijepang suka bunuh diri...apa mungkin dia muridnya kalee...heheh dah ach sekali lagi semoga kita terhindar dari perbuatan tercela itu..

ALLAH penjamin rezeki,jodoh,hidup dan mati kita sudah diatur oleh ALLAH.
maka yakinlah ALLAH sebagai penolong setiap langkah kita.
bukankah ALLAH mengatakan setiap kesulitan itu ada kemudahan.
maka nikmat tuhan kmau yang manakah yang kamu dustakan??????

kata-kataMU yang paling indah
kata-kataMU yang paling bijak
kata-kataMU yang paling tegas
kata-katamu yang dapat memberi jalan lurus jlan ternag bendernag..
DARI KESESATAN MANUSIA MENUJU JALAN KEBENARAN.

I LOVE ALLAH

Rabu, 27 Maret 2013

PANTUN


PAGI HARI TERBIT SANG MENTARI
PAGI INI KUBACA WAL ASRI
KULIHAT WAJAHMUMU BERSERI
HATI INI MENJADI TERSINARI

berhasil bukan tujuan akhir

pagi ini hari kamis tanggal 28 maret 2013

BERBAGI CERITAKU LAGI SOB...InsyaALLAH bermanfaat>>>>>>>>>>>>>
saya bersama kawan menunggu pembimbing,bercerita tentang lika-liku akhir semester....
akhir semester ini kawan cerita ada rasa putus asa,stress,galau...timbulnya motivasi kawan sukses seminar,
kemudian aku sarankan pada temenku ini,
ketika kita masih bersama,kita diberi kelebihan kita bisa melakukannya,
pertama mengapa orang bisa melakukanya dengan sukses,
pertanyaanya mengapa kita tidak bisa?
orang bisa karna biasa,
orang bisa ala biasa,
orang bisa karna terlatih,
percayalah sob..
kita sedang proses menuju kesuksesan,
ada orang sering bilang..
"berhasil bukan tujuan akhir" tapi proseslah yang dinilai...
berhasil tanpa proses bohong..
proses tanpa hasil bohong,
yakin saudara bisa....

majulah melangkah walaupun tertatih-tatih...
ingatlah ketika saudara ketika baru lahir didunia ini,sedikitpun tidak bisa langsung merangkak,tapi bertahap dahulu untuk tahap merangkak,berjalan,dan berlari...

kita hidup didunia jangan langsung mau dapat surga kalau saudara tidak pernah usaha...
hidup didunia jangan langsung mau dapat manis kalaw sudara tidak pernah merasakan pahit dahulu..
hidup didunia jangan langsung mau hidup kaya raya kalaw tak pernah kerja,
hidup didunia jangan langsung mau dapat berkahkalaw  saudara tidak pernah ibadah...

saran saya tetaplah berusaha..sekecil apupun usaha kamu lakukan akan mendapatkan hasilnya...
orang menanam benih akan mendapatkan hasilnya....

semangat SOB.....

Tayamum (Suci Dalam Debu)

Islam bagai air yang jernih,
Di bumi yang penuh berdebu..
Menyinari sanubari insan, tuk setiap umat manusia 2x
Sepanjang massa

Islam kan jaya selamanya
walau ditentang massa
namun tak semua punya daya menentang murka
suatu hari nanti islam kan bercahaya
menyinari dunia makhluk dan seisinya

Disitu kita lihat
kebenaran terungkap
Qur'an jadi pedoman sunah jadi acuan

bukan khayalan yang Allah janjikan namun kemenangan yang nyata2x

KASIH DAN CINTA

KASIH dan sayang DAPAT DIRASAKAN
namun cinta tak dapat dirasakan,
cinta selalu dalam ungkapan,
namun kasih sayang bukan hanya ungkapan,
hati ini ingin memiliki namun apa yang harus dimiliki,
malam sunyi senyap hanya angin yang berhembus menembuh sampai ketulang rusuk,
rasa dinginya malam ini...
kasih sayang ibu tak pernah luntur..
namun kasih sayang anaknya terkadang mudah luntur..
kasih sayang ALLAH tak pernah memilih,
mau dia kaya,miskin,jahat baik...ia tak pilih kasih...
bahkan ALLAH terus menyayangi walaupun orang itu tak tau begitu besar kasih sayang ALLAH.
hidup didunia hanya sebentar...
hidup didunia hanya numpang tidur saja,
hidup didunia hanya numpang minum saja,
hidup diakhirat hidup selamanya...

SILATURAHIM KAPOLDA BKL VS KAMMDA BKL

FATHUR BERBAGI CERITA HARI INI SOB...
ASSALAMUALAIKUMWRWB....
sob saya mau sedikit berbagi cerita kegiatan hari ini...
saya bersama kawan-kawan silaturahim kapolda bengkulu.
diatas foto dr pertama sebelah kiri pakai kemeja cap kami itu fathurrohman saya sendiri dari kammi UMB,kemudian sugiharto sebagai sekjen kammda disebelahnya hamka dari Kammi IAIN, dan bang Romidi KETUA KAMMDA DAN paling ujung pak amin dari KAPOLDA.
kami sengaja bersilaturahim keKAPOLDA BENGKULU dalam rangka ualng tahun kammi KE -15.
SILATURAHIM ini tujuanya untuk mempererat tali persaudaraaan antara mahasiswa dengan kepolisian daerah bengkulu.
pertama kami datang disambut denggan baik oleh kapolda bengkulu. ia pertama sekali menyambut dengan bercerita tentang kehidupanya dan keluarganya..

lalu kapolda bengkulu memberi motivasi kepada kita semua, agar mahasiswa terus menjadi kontrol pemerintahan di prov bengkulu ini khususnya kammi di prov bengkulu ini.
karna keluhan masyarakat bengkulu yang bisa bergerak hanya kalangan mahasiswa...
tentunya mahasiswa juga ketika terus menjadi kontrol pemerintahan prov bengkulu, mahasiswa juga telah banyak berkontribusi dalam perkembangan demokrasi di indonesia.
sejak runtuhnya orde baru rezim pak harto mahasiswa membuka kran reformasi menuju lebih baik.

mahasiswa juga menjadi kaum intelektual...
berusahalah ketika menjadi mahasiswa jadilah mahasiswa ynag aktif ergerak terus berfikir kritis...
jangan sampai menjadi mahasiwa hanyak duduk diam dibangku kuliah.
ketika dibangku kuliah hanya duduk diam, maka ketika menjadi pejabat negara ketika sidang pun hanya diam artinya tidak memikirkan rakyatnya untuk lebih maju sama saja ketika menjabat memakan gaji buta. "ujar kapolda bkl.. ketika mahasiswa dikampus sudah belajar aktif berorganisasi maka mahasiswa tersebut sudah belajar bagaimana caranya sidang dan sebaginya..

kemudian pesan kapolda. kami jadi polisi menjadi pelindung,pengayom dan pelayan.artinya kalau ada polisi yang berlagak sombong itu polisi tak pantas jadi polisi.
kaarna polisi itu adalah pelayan masyarakat. itu ujar kapolda bengkulu.

kemudian hukum, sepatutnya hukum memang harus ada di indonesia karna apabila tidak ada hukum artinya menjadi negara anoma.

kemudian saran pak kapolda bkl. ia menyarankan agar ketika sekolah kejar beasiswa.agar ketika sekolah gratis bisa belajar mandiri. bapak dulu ketika sekolah tidak pernah bayar karna terus dpat besiswa.

semoga pertemuan ini dapat menjadi nilai lebih antara mahasiswa khiususnya KAMMDA BENGKULU DENGAN KAPOLDA BENGKULU.

Selasa, 26 Maret 2013

PUISI di PAGI HARI YANG MENDUNG


AKU..
aku menatap pagi yang kelam..
matahari yang tertutup mendung..
hati menjadi murung..
murung memikirkan banyak orang yang bingung..

AKU...
aku tak tau harus kemana pergi...
aku tak tau arah kemana melangkah...
aku tak tau mengapa ini terjadi....
aku hampa melihat dunia ini....
sudahkah AKU berbuat baik...
Berbuat baik pada diriku...
diriku tak tau salah..
salah yang begitu besar...
meninggalkan kepedulian...
kepedulian terhadap orang lain..

AKU...
aku ingin segera pergi...
AKU ingin segera berlari...
aku ingin semua bisa terjadi..
aku ingin masuk surga...
bukan hanya dunia,tapi juga akhirat..

AKU..
hanya manusia yang banyak dosa..
dosa dipagi hari ini..
ku ingin segera bertaubat..
bertaubat meminta ampun..
meminta ampun pada sang Ilahi Rabbi

AKU..
aku hidup didunia yang hanya mengejar dunia..
aku hidup didunia yang lupa akhirat..
aku hidup didunia yang hanya hampa...
aku hidup didunia yang sepi...
sepi akan orang bertaubat
sepi orang yang selalu beristigfar...

AKU..
aku yakin ini akan terlihat mentari pagi yang bersinar terang..
bersinar terang menerangi bumi...
karna daiatara sedikit yang befikir..
masih banyak yang berzikir...

AKU..
aku yakin ini akan berakhir..
berakhir pada kehidupan yang bahagia..
bahagia dengan penuh cinta...
cinta dan kasih sayang...

AKU..
aku yakin ALLAH masih bersama kita..
bersama terus menyayangi makhluknya...
aku yakin..
aku yakin pada ALLAH...
janji ALLAH pasti..

barang siapa menolong agama ALLAH..
ALLAH akan menolong kita...

MENOLONG ORANG

ASSALAMUALAIKUMWRWB...
berbagi cerita SOB...

Awal ceritanya ketika sore hari setelah solat ashar q akan pergi ke kantor, akan mengadakan rapat. awalnya supaya panjang ceritanya Q ceritakan dari q ngidupkan motor kesayangan, motor VEGAR R dengan mengucapkan bismillahtawakalto alaulah aku berserah diri pada ALLAH. ku jalankan motor dengan penuh kenikmatan dari biasanya...menikmati motor di gas kemudian ketika diperjalanan ada orang yang motornya macet. ku sudah maju setengah perjalanan ternyata ada dalam benak pikiran mengapa motortu macet ya?
akhirnya ku balik lagi untuk tanya pada pemilik motor tersebut...ngapa motornya...ku tanya begitu, lalu ku ia menjawab.. habis bensin. lalu aku menawarkan diri untuk menolongnya.. teringat ayat alquran yang isinya tolong menolonglah kamu dalam kebaikan. karna ku gak tau ayat alquran yang berapa ku sebutin intinya menolong kebaikan, kemudian berhubungan baik sesama manusia dan berhubungan dengan ALLAH.

q tolong ia dengan saya dorong pakai kaki. dan alhamdulillah ketemu dengan kios bensinya. akhirnya saya bantu beliau dengan senang hati.

luar biasa...dengan menlong sedikit hati menjadi tenang dan tentram..

nah akhirnya ku lanjutkan perjalanan dengan hati tenang dan damai bisa menolong orang lagi kesulitan.

yuk kita sesama makhluk ciptaan ALLAH. saling tolong menolong dalam kebaikan berhubungan baik sesama manusia berhubungan ALLAH.

ITU SAJA CERITANYA.
KAWAN2 SUDAH PADA DATANG...

AYO LANJUTKAN AKTIVITAS COY....

WASSALAMWRWB..

Sabtu, 23 Maret 2013

PEPATAH JAWA

KEMLADHEYAN NGAJAK SEMPAL

Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti benalu mengajak patah. Pepatah ini dalam masyarakat Jawa dimaksudkan sebagai bentuk petuah atau sindiran bagi orang yang menumpang pada seseorang, namun orang yang menumpang itu justru menimbulkan gangguan, kerugian, dan bahkan kebangkrutan bagi yang ditumpanginya.

Benalu adalah jenis tanaman parasit yang menghisap sari-sari makanan dari pohon yang ditumpanginya. Dalam pepatah di atas benalu tersebut tidak saja digambarkan menghisap sari-sari makanan dari induk tanaman yang ditumpanginya, namun benalu tersebut justru mengajak dahan yang ditumpanginya untuk patah.

Hal ini bisa terjadi pada sebuah keluarga yang menampung seseorang (atau semacam indekosan) akan tetapi orang yang menumpang itu dari hari ke hari justru menimbulkan kerugian pada yang induk semangnya. Kerugian itu bisa berupa materiil maupun spirituil. Mula-mula orang yang indekos ini hanya menempati sebuah kamar. Akan tetapi karena kelicikan dan keculasannya bisa saja kemudian ia melakukan rekayasa sehingga orang yang punya rumah induk justru terusir karenanya.

Contoh lain dari pepatah itu dapat dilihat juga pada berbagai peristiwa sosial yang kerap terjadi di tempat-tempat indekosan. Oleh karena sebuah keluarga menyediakan kamar-kamar indekosan, tidak jarang orang yang indekos akhirnya terlibat percintaan dengan bapak atau ibu kosnya sendiri sehingga keluarga yang semula menyediakan indekosan itu hancur urusan rumah tangganya.

Persoalan semacam itu juga dapat terjadi pada sebuah perusahaan. Orang yang mendapat kepercayaan pada sebuah perusahaan oleh karena jiwa tamak dan rakusnya sering kemudian memanfaatkan kekayaan atau dana perusahaan untuk memperkaya diri sendiri. Akibatnya perusahaan mengalami kebangkrutan atau bahkan tutup usaha atau kegiatan karenanya.


SAPA NANDUR BAKAL NGUNDHUH

Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti siapa menanam akan menuai. Secara luas pepatah ini berarti bahwa apa pun yang kita perbuat di dunia ini akan ada hasilnya sesuai dengan apa yang kita perbuat. Ibarat orang menanam pohon pisang, ia pun akan menuai pisang di kemudian hari. Jika ia menanam salak ia pun akan menuai salak di kemudian hari.

Secara lebih jauh pepatah ini ingin mengajarkan kepada kita bahwa jika kita melakukan perbuatan yang tidak baik, maka di kemudian hari kita pun akan mendapatkan sesuatu yang tidak baik. Entah itu dari datangnya atau bagaimanapun caranya. Intinya, pepatah ini ingin mengajarkan hukum keseimbangan yang dalam bahasa Indionesia mungkin sama maknanya dengan pepatah, siapa menabur angin akan menuai badai.

Jika Anda merasa berbuat buruk, lebih-lebih perbuatan buruk tersebut merugikan, melemahkan, mengecilkan, bahkan “mematikan” orang lain, bersiap-siaplah Anda untuk menerima balasannya kelak di kemudian hari. Balasan itu mungkin sekali tidak langsung mengenai Anda, tetapi bisa juga mengenai anak keturunan Anda, saudara, atau famili Anda.

Apabila Anda merasa telah berbuat kebajikan, Anda boleh merasa tenteram sebab Anda pun akan menuai hasilnya kelak di kemudian hari. Hasil itu mungkin tidak langsung Anda terima, namun bisa jadi yang menerima adalah anak keturunan Anda, saudara, atau famili Anda. Hasil itu belum tentu sama seperti yang Anda perbuat, namun bobot, makna, atau nilainya barangkali bisa sama.

Demikian makna pepatah yang masih banyak diyakini kebenarannya oleh masyarakat Jawa ini.


AMEMAYU HAYUNING BUWANA

Pepatah Jawa ini secara harfiah berati mempercantik kecantikan dunia. Pepatah ini menyarankan agar setiap insan manusia dapat menjadi agen bagi tujuan itu. Bukan hanya mempercantik atau membuat indah kondisi dunia dalam pengertian lahir batin, namun juga bisa membuat hayu dalam pengertian rahayu ’selamat’ dan sejahtera.

Dengan demikian pepatah ini sebenarnya ingin menyatakan bahwa alangkah indah, selamat, cantik, dan eloknya kehidupan di dunia ini jika manusia yang menghuninya bisa menjadi agen bagi hamemayu hayuning buwana itu. Untuk itu setiap manusia disarankan untuk tidak merusakkan dunia dengan perilaku-perilaku buruk dan busuk. Perilaku yang demikian ini akan berbalik pada si pelaku sendiri dan juga lingkungannya. Hal inilah yang merusakkan dunia. Untuk itu pengekangan diri untuk tidak berlaku jahat, licik, culas, curang, serakah, menang sendiri, benar sendiri, dan seterusnya perlu diwujudkan untuk mencapai hayuning buwana.

Tentu saja makna yang dimaksudkan oleh pepatah ini adalah makna dalam pengertian lahir batin. Keduanya harus seimbang. Tanpa itu apa yang dimaksud dari hamemayu hayuning buwana itu akan gagal. Sebab tindakan yang tidak didasari ketulusan dan kesucian hati hanya akan menumbuhkan pamrih di luar kewajaran atau tendensi yang barangkali justru menjadi bumerang bagi tujuan pepatah itu. Sebab hamemayu hayuning buwana mendasarkan diri pada niat yang suci atau tulus dalam mendarmabaktikan karya (kerjanya) bagi dunia.


WANI NGALAH LUHUR WEKASANE

Pepatah Jawa ini secara harfiah berarti berani mengalah akan mulia di kemudian hari.

Orang boleh saja mencemooh pepatah yang sekilas memperlihatkan makna tidak mau berkompetisi, pasrah, penakut, lemah, dan sebagainya. Namun bukan itu sesungguhnya yang dimaksudkan. Wani ngalah sesungguhnya dimaksudkan agar setiap terjadi persoalan yang menegangkan orang berani mengendorkan syarafnya sendiri atau bahkan undur diri. Lebih-lebih jika persoalan itu tidak berkenaan dengan persoalan yang sangat penting.

Pada persoalan yang sangat penting pun jika orang berani mengalah (sekalipun ia jelas-jelas berada pada posisi benar dan jujur), kelak di kemudian hari ia akan memperoleh kemuliaan itu. Bagaimana kok bisa begitu ? Ya, karena jika orang sudah mengetahui semua seluk beluk, putih-hitam, jahat-mulia, culas-jujur, maka orang akan dapat menilai siapa sesunggunya yang mulia itu dan siapa pula yang tercela itu. Orang akan dapat menilai, menimbang: mana loyang, mana emas.

Memang, tidak mudah bahkan teramat sulit dan nyaris mustahil untuk bersikap wani ngalah itu. Lebih-lebih di zaman yang semuanya diukur serba uang, serba material, hedonis, dan wadag semata seperti zaman ini. Namun jika kita berani memulai dari diri sendiri untuk bersikap seperti itu, dapat dipastikan kita akan beroleh kemuliaan di kemudian hari sekalipun sungguh-sungguh kita tidak mengharapkannya, karena kemuliaan itu sendiri tidak bisa diburu-buru atau diincar-incar seperti orang berburu burung. Kemuliaan didapatkan dengan laku serta keikhlasan. Jika kita mengharap-harapkannya, maka semuanya justru akan musnah. Kemuliaan itu sekalipun berasal dari diri kita sendiri namun orang lain lah yang menilainya. Bukan kita. Kita tidak pernah tahu apakah kita ini mulia atau tidak. Orang lain lah yang bisa menilai itu atas diri kita.


GUSTI ALLAHE DHUWIT, NABINE JARIT

Pepatah Jawa ini secara harfiah berarti Gusti Allahnya uang, nabinya kain. Pepatah ini sebenarnya ingin menggambarkan orang yang hidupnya hanya memburu uang atau harta benda, kemewahan, dan kenikmatan. Sehingga yang ada di dalam otak dan hatinya hanyalah bagaimana mendapatkan uang, kemewahan, dan kenikmatan hidup itu. Bahkan untuk mendapatkan itu semua ia rela melupakan segalanya. Baik itu etika, moral, kebajikan, dan seterusnya. Tidak ada halangan apa pun sejauh itu semua ditujukan untuk mendapatkan uang, kemewahan, dan kenikmatan. Artinya, uang, kemewahan, dan kenikmatan adalah segala-galanya.

Orang boleh saja menampik pepatah itu. Akan tetapi di balik itu semua orang juga sangat sering tidak sadar bahwa seluruh daya hidup yang ada pada dirinya hanya ditujukan untuk tujuan duniawiah tersebut.


KEBO NYUSU GUDEL

Pepatah tersebut di atas secara harfiah berarti kerbau menyusu gudel. Gudel adalah nama anak kerbau. Jadi pepatah itu menunjukkan sebuah logika yang terbalik atau dibalik.

Maksud dari pepatah itu adalah bahwa orang tua atau dewasa yang meminta pengetahuan, pelajaran, atau bahkan meminta jatah hidup kepada anaknya. Secara logika semestinya orang tua itu lebih dulu tahu, pintar, dan punya uang daripada anaknya. Akan tetapi pada banyak kasus logika semacam itu justru terbalik. Ada banyak orang tua yang minta pengetahuan atau pelajaran serta bahan untuk kelangsungan hidupnya pada anaknya.


KESRIMPET BEBED KESANDHUNG GELUNG

Pepatah Jawa ini secara harfiah berarti terjerat bebed (kain jarit) tersandung gelung.

Secara luas pepatah ini ingin menggambarkan tentang terjeratnya seorang pria pada wanita. Bebed dan gelung dalam masyarakat Jawa adalah identik dengan wanita itu sendiri. Jadi, yang dikatakan sebagai kesrimpet bebed kesandung gelung adalah peristiwa terjeratnya seorang pria (biasanya yang telah berkeluarga) pada wanita wanita lain (bisa gadis, janda, atau ibu rumah tangga).

Dalam peristiwa semacam itu si pria bisa tidak berkutik sama sekali (karena telah terjerat dan tersandung) oleh wanita tersebut sehingga kehidupannya menjadi kacau dan serba tunduk pada wanita tersebut. Apa pun yang dimaui wanita itu akan dituruti oleh pria yang terlanjur kesrimpet tersebut.

Pepatah ini ingin mengajarkan agar kita semua tidak mudah terjerat oleh hal-hal yang nempaknya memang indah dan nikmat, namun di balik itu hal demikian justru mengancam ketenteraman, keselamatan, dan kenyamanan hidup kita sendiri dan orang lain (keluarga, saudara, tetangga, dan sebagainya).


GUPAK PULUTE ORA MANGAN NANGKANE

Pepatah Jawa ini secara harfiah berarti tidak makan nangkanya tetapi terkena getahnya. Secara luas pepatah Jawa ini ingin menunjukkan sebuah peristiwa atau kiasan yang menggambarkan akan kesialan seseorang karena ia tidak menikmati hasilnya tetapi justru menerima resiko buruknya.

Hal semacam ini dapat dicontohkan misalnya ada dua atau lebih orang melakukan pencurian, namun hanya salah seorang yang kena tangkap. Orang yang kena tangkap itu kemudian dipukuli dan dihukum sedangkan temannya yang lolos berhasil membawa kabur hasil curiannya. Orang yang apes itulah yang dikatakan sebagai terkena getahnya. Sedangkan temannya yang kabur sambil menggondol curiannya itulah yang memakan nangkanya.

Dapat juga dicontohkan, ada seorang yang tidak tahu apa-apa tentang persoalan yang sedang terjadi di lingkungannya, namun tiba-tiba ia dikorbankan. Mungkin sekali ia dikorbankan karena ketidaktahuannya itu. Sementara orang yang mengambil manfaat dari perkara itu bisa melenggang dengan merdeka seperti tanpa dosa.


GELEM JAMURE EMOH WATANGE

Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti mau jamurnya tidak mau bangkainya.

Pepatah tersebut secara luas ingin menggambarkan keadaan (seseorang) yang hanya mau enaknya tetapi tidak mau jerih payahnya. Hal ini bisa dicontohkan dengan misalnya sebuah perhelatan besar di sebuah dusun atau organisasi. Ketika persiapan, kerja bakti, dan lain-lain sedang dilakukan ada orang yang tidak mau terlibat karena mungkin takut kotor, takut capai, takut dianggap pekerja kasar, takut dianggap sebagi buruh yang tidak berkelas, dan sebagainya.

Akan tetapi ketika perhelatan itu sukses, maka orang yang tadinya tidak mau bekerja kasar itu tiba-tiba mengaku-aku bahwa dialah perancang atau arsiteknya. Jadi dialah yang patut diberi aplaus atau pujian. Bukan yang lain.

Contoh lain dari pepatah ini bisa juga dilihat misalnya dalam sebuah kerja bareng masak-memasak. Ketika semua orang terlibat urusn memasak, ada satu dua orang yang hanya berlaku atau berlagak seperti mandor. Akan tetapi begitu masakan itu matang orang yang berlagak seperti mandor itu justru yang makan pertama kali bahkan tidak memikirkan cukup tidaknya makanan tersebut bagi orang lain yang telah mempersiapkannya.


KAYA KODHOK KETUTUPAN BATHOK

Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti seperti katak di dalam tempurung. Apa yang dilihat, diketahui, dan dirasakan katak di dalam tempurung tentunya hanyalah dunia di dalam tempurung itu. Katak tidak akan melihat suasana atau dunia di luar tempurung itu.

Secara luas pepatah ini ingin mengatakan bahwa orang yang pikiran, referensi, pengetahuan, dan pengalamannya tidak banyak tentu tidak akan tahu banyak hal. Orang yang tidak meluaskan pengalamannya hanya akan berbicara hal-hal yang sempit, sebatas yang dia ketahui. Orang yang pengetahuannya masih sedikit sebaiknya tidak berlaku seperti katak dalam tempurung. Karena katak di dalam tempurung itu yang dia ketahui hanya sebatas dunia tempurung itu. Ia tidak tahu ada dunia yang lebih luas di luar sana. Untuk itu orang diharapkan untuk meluaskan pengetahuannya agar tidak bersikap seperti katak dalam tempurung.

Orang yang seperti katak dalam tempurung, biasanya akan bersikap sombong atau angkuh dan sok tahu padahal dia sebenarnya belum tahu apa-apa atau pengetahuannya masih sedikit/dangkal.


SAPA GAWE BAKAL NGANGGO

Peribahasa atau pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti siapa membuat bakal memakai. Secara luas pepatah tersebut bermakna bahwa siapa pun yang membuat sesuatu dia sendirilah yang akan memakainya. Artinya, bahwa apa pun yang dilakukan seseorang, dia sendirilah yang akan bertanggung jawab.

Jika seseorang berbuat baik, maka ia pulalah yang akan memakai kebaikan itu. Demikian juga jika ia berbuat sebaliknya. Pepatah ini sesungguhnya merupakan representasi dari kepercayaan akan adanya hukum karma atau hukum keseimbangan alam. Oleh karena itu bagi masyarakat yang mempercayai hal itu mereka akan sangat hati-hati untuk berbuat karena mereka sadar bahwa perbuatannya akan berdampak pada dirinya sendiri dan mungkin kepada famili dan keturunannya.

Hal seperti dapat dicontohkan misalnya apabila kita merusak alam, maka alam akan hancur dan kehancuran alam itu akan berdampak menghancurkan hidup kita. Dapat juga dicontohkan misalnya apabila kita selalu berbuat jahat kepada orang lain, entah disengaja atau tidak kita pun kelak akan dijahati atau dirugikan oleh tindakan orang lain atau oleh alam. Mungkin juga akibat perbuatan kita itu maka keturunan kitalah yang akan menerima akibat atau resikonya.


TUNGGAK JARAK MRAJAK TUNGGAK JATI MATI

Pepatah Jawa ini secara harfiah berarti tunggak (pohon) jarak menjadi banyak tunggak jati mati. Mrajak dalam khasanah bahasa Jawa dapat diartikan sebagai berkembang biak. Dalam realitasnya pohon jarak memang akan bertunas kembali meskipun batangnya dipatahkan. Sedangkan tanaman jati bila dipotong batangnya biasanya akan mati. Jikalau tumbuh tunas baru, biasanya tunas baru ini tidak akan tumbuh sesempurna batang induknya.

Pepatah ini ingin menggambarkan tentang keadaan orang dari kalangan kebanyakan yang bisa berkembang (mrajak) dan sebaliknya, orang dari kalangan/trah bangsawan/berkedudukan tinggi yang tidak punya generasi penerus (mati). Keadaan semacam ini kerap terjadi di tengah-tengah masyarakat. Ada begitu banyak orang yang memiliki kedudukan tinggi, namun ia berasal dari kalangan rakyat biasa. Artinya, orang tuanya adalah orang biasa-biasa saja. Tidak kaya, tiak berpangkat, dan tidak memiliki garis keturunan bangsawan (jati).

Sebaliknya pula banyak anak-anak atau keturunan orang-orang besar/berkedudukan/berdarah bangsawan yang keturunannya tidak mengikuti atau tidak bisa meniru atau melebihi kedudukan leluhurnya.


ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNA, ADIWICARA

Pepatah Jawa ini dapat diterjemahkan sebagai mengunggul-unggulkan atau menyombongkan keelokan badan atau wajah, menyombongkan besarnya tubuh atau garus keturunan, menyombongkan ilmu atau pengetahuannya, dan menyombongkan kelihaian bicara atau merdunya suara.

Pepatah tersebut digunakan untuk menasihati orang agar tidak menyombongkan apa pun yang dimilikinya. Orang yang merasa diri mempunyai sesuatu, apa pun itu, kadang-kadang memang menjadi lupa bahwa semua itu hanyalah titipan dari Yang Maha Kuasa. Kesombongan karena merasa diri lebih dari orang lain ini sangat sering mengakibatkan orang yang bersangkutan berlaku semena-mena terhadap orang lain.

Orang yang merasa diri elok rupawan, punya kecenderungan menganggap orang lain tidak seelok dirinya. Orang yang menganggap dirinya besar dan kuat akan menganggap orang lain lemah. Orang yang merasa dirinya keturunan orang hebat berkecenderungan menganggap orang lain adalah keturunan orang rendahan atau tidak punya kelas sosial. Orang yang menganggap dirinya pintar cenderung menggurui dan menganggap orang lain tidak tahu apa-apa. Orang yang merasa dirinya pandai bicara akan berkecenderungan mempengaruhi orang lain dengan kelihaiannya berbicara.

Hal seperti itu dalam masyarakat Jawa dicontohkan dalam perilaku kijang atau menjangan (adigang). Kijang menganggap bahwa tanduknya adalah benda yang paling elok di dunia. Namun ia mati juga karena tanduknya itu. Entah karena diburu, entah karena tanduknya tersangkut belukar.

Perilaku adigung dicontohkan oleh binatang gajah yang tubuhnya demikian besar dan kuat. Ia merasa bahwa segalanya bisa diatasi dengan kekuatannya. Namun ia mati karena bobot tubuhnya itu karena ketika terperosok ke dalam lubang ia tidak bisa mengangkat tubuhnya keluar (saking beratnya).

Perilaku adiguna dicontohkan dengan perilaku ular yang berbisa. Ia menyombongkan bisanya yang hebat, namun mati di tangan anak gembala hanya dengan satu sabetan ranting kecil.

Perilaku adiwicara dicontohkan dalam perilaku burung yang merdu dan lihai berkicau. Ia merasa bahwa kicauannya tidak ada tandingannya di seluruh hutan, namun ia mati oleh karena melalui kicauannya itu pemburu menjadi tahu tempat bersembunyi atau tempat bertenggernya.


ADOH TANPA WANGENAN CEDHAK DATAN SENGGOLAN

Pepatah Jawa tersebut secara harfiah berarti jauh tanpa ukuran dekat tidak senggolan. Pepatah ini dalam masyarakat Jawa biasanya digunakan untuk menggambarkan keberadaan kekasih atau Tuhan.

Orang yang tengah dilanda cinta biasanya akan merasa kangen terus dengan orang yang dijatuhcintainya. Jika kekasih tersebut tidak berada di sisinya, memang terasa begitu jauh keberadaannya. Namun di balik itu sesungguhnya sang kekasih juga sangat dekat dengan dirinya, yakni berada di dalam hatinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kekasih itu berada jauh namun sesungguhnya jua sangat dekat. Sekalipun kedekatan (di hati) itu menyebabkannya tidak bisa bersentuhan atau bersenggolan.

Hal yang sama juga sering digunakan untuk menggambarkan keberadaan Tuhan bagi manusia. Kadang orang merasa bahwa Tuhan demikian jauh, seolah-olah berada di atas langit lais ke tujuh yang jaraknya tidak dapat diukur. Namun sesungguhnya Tuhan juga begitu dekat terasa di hati masing-masing orang. Sekalipun begitu manusia tidak bisa memegangnya.


SADUMUK BATHUK SANYARI BUMI DITOHI PATI

Pepatah Jawa ini secara harfiah berarti satu sentuhan dahi, satu jari (lebar)-nya bumi bertaruh kematian. Secara luas pepatah tersebut berarti satu sentuhan pada dahi dan satu pengurangan ukuran atas tanah (bumi) selebar jari saja bisa dibayar, dibela dengan nyawa (pati).

Pepatah di atas sebenarnya secara tersirat ingin menegaskan bahwa tanah dan kehormatan atau harga diri bagi orang Jawa merupakan sesuatu yang sangat penting. Bahkan orang pun sanggup membela semuanya itu dengan taruhan nyawanya. Sentuhan di dahi oleh orang lain bagi orang Jawa dapat dianggap sebagai penghinaan. Demikian pula penyerobotan atas kepemilikan tanah walapun luasnya hanya selebar satu jari tangan. Sadumuk bathuk juga dapat diartikan sebagai wanita/pria yang telah syah mempunyai pasangan hidup pantang dicolek atau disentuh oleh orang lain. Bukan masalah rugi secara fisik, tetapi itu semua adalah lambang kehormatan atau harga diri.

Artinya, keduanya itu tidak dipandang sebagai sesuatu yang lahiriah atau tampak mata semata, tetapi lebih dalam maknanya dari itu. Keduanya itu identik dengan harga diri atau kehormatan. Jika keduanya itu dilanggar boleh jadi mereka akan mempertaruhkannya dengan nyawa mereka.


NABOK NYILIH TANGAN

Pepatah di atas secara harfiah berarti memukul meminjam tangan. Secara luas pepatah ini berarti memukul dengan meminjam tangan orang lain.

Pepatah ini ingin menunjukkan bahwa dalam kehidupan sosial sering ada orang yang bertindak tidak ksatria. Artinya, ketika dia ingin menjatuhkan, menyakiti, menyingkirkan, membunuh, dan melenyapkan orang lain ia tidak bertindak sendiri. Tidak menghadapinya sendiri. Namun dengan menggunakan (meminjam) tangan orang lain sehingga seolah-olah dirinya adalah orang yang bersih, baik, dan suci. Seringkali perkara demikian dibuat sedemikian rupa sehingga orang yang meminjam tangan itu sepertinya tidak terkait dengan persoalan yang tengah terjadi, yang menimpa orang yang kena “pukul” itu.

Ketika orang yang “dituju” dengan meminjam tangan orang lain itu berhasil disingkirkan, maka ia pun akan merasa lega. Puas. Konyolnya pula ia akan tetap merasa sebagai Mr. Clean, sekalipun segala persoalan dan kolusi jahat itu bersumber dari orang yang bersangkutan.


AJINING RAGA DUMUNUNG ANA ING BUSANA

Secara harfiah pepatah tersebut di atas berarti harga diri dari fisik (tubuh) terletak pada pakaian.

Pepatah ini ingin menyatakan bahwa jika seseorang berbusana dengan sembarangan di sembarang tempat, maka ketubuhan (dan jati dirinya) tidak akan dihargai oleh orang lain.

Suatu contoh misalnya, kita mengenakan pakaian renang kemudian menemui tamu yang berkunjung ke kita atau sebaliknya. Dapat dibayangkan bagaimana respon atau tanggapan orang lain terhadap kita. Sungguhpun pakaian renang yang kita kenakan berharga jutaan rupiah misalnya, orang tetap tidak akan menghargai kita karena apa yang kita kenakan tidak tepat penempatannya.

Bisa juga diambil contoh kita datang ke sebuah pelayatan, namun kita datang ke sana dengan mengenakan pakaian pesta yang dilengkapi dengan perhiasan. Orang pun bisa menanggapi kita sebagai orang yang tidak bisa menempatkan diri.

Pada intinya pepatah di atas ingin menegaskan kepada kita agar kita mampu menghargai diri sendiri dengan berbusana yang pantas, tempat yang tepat, serta waktu yang sesuai. Dengan begitu kita tidak akan jadi bahan tertawaan, juga tidak akan mengganggu keselarasan hubungan sosial.


ANCIK-ANCIK PUCUKING ERI

Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti bertumpu pada ujung duri. Secara lebih luas pepatah ini ingin menyatakan keadaan yang begitu gawat, kritis, dan nyaris tidak tertolong lagi. Bisa dibayangkan bagaimana keadaan seseorang yang bertumpu pada ujung duri. Tentu saja sakit dan khawatir. Ibaratnya keberlangsungan hidupnya tinggal menunggu ajal belaka.

Hal seperti itu dapat juga dicontohkan dengan keadaan seseorang yang menerima sebuah surat pemberitahuan bahwa sebentar lagi rumahnya akan digusur. Entah dalam waktu dekat atau jauh, orang tersebut tentu sudah merasakan kekhawatirannya. Kekhawatiran dan ketiadaan harapan ini ibaratnya ancik-ancik pucuking eri.


TUNA SATAK BATHI SANAK

Pepatah Jawa ini secara harfiah berarti rugi satu tak (satu ukuran uang /segepok uang) untung saudara.

Pepatah ini ingin mengajarkan bahwa sekalipun dalam dunia dagang yang pertimbangan utamanya hanyalah mencari untung dan untung, bagi orang Jawa kerugian sekian uang tidak mengapa asal (masih) bisa mendapatkan sedulur ‘saudara’ atau teman. Teman (dalam arti sesungguhnya) tampaknya memang menjadi pilihan yang lebih mempunyai makna daripada sekadar uang (material).

Pada sisi lain pepatah ini juga mengajarkan bahwa sedulur (sanak) jauh lebih menguntungkan daripada seukuran uang dalam kesesaatan. Jika diulur, maka teman atau sedulur itu di kemudian hari dapat memberikan keuntungan yang jauh lebih besar daripada seukuran uang pada saat transaksi jual beli terjadi. Jika memang sedulur itu menyedulur ‘menyaudara’ dengan kita, dapat dipastikan bahwa ia (mereka) akan membantu kita jika kita mendapatkan kesulitan. Bantuan dari orang yang demikian itu tanpa kita sadari nilainya jauh lebih besar dibandingkan ketika kita mendapatkan uang satak pada saat kita melaksanakan transaksi jual beli di masa lalu.

Dengan adanya rasa menyedulur itu, orang yang bersangkutan tidak akan owel ‘sungkan/enggan’ memberikan bantuannya dalam bentuk apa pun yang sesungguhnya tidak bisa kita ukur dengan sekadar hanya uang atau material. Dalam kali lain, orang yang bersangkutan bisa jadi akan membeli produk atau dagangan yang kita jual tanpa perlu lagi menawar karena di masa lalu ia pernah mendapatkan kemurahan dari kita yang berupa satak (satu ukuran uang).

Pepatah ini sesungguhnya menunjukkan betapa optimisnya orang Jawa dalam menyikapi hidup.


ASU BELANG KALUNG WANG

Peribahasa atau pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti anjing belang berkalung uang.
Secara lebih jauh pepatah ini inginmenggambarkan keadaan orang yang secara visual buruk atau secara social tidak mempunyai peringkat yang tinggi (tidak berpangkat atau berjabatan) namun ia memiliki kekayaan yang berlimpah.

Asu (anjing) dalam masyarakat Jawa termasuk binatang yang sering digunakan sebagai bahan misuh (memaki). Dengan demikian, ia memiliki derajat yang buruk sekalipun dalam praktek anjing memang banyak digunakan untuk membantu orang terutama dalam soal keamanan. Bukan hanya itu. Asu belang (anjing bercorak/berbulu belang) dalam masyarakat Jawa masa lalu termasuk kategori anjing yang bernilai paling rendah.

Jadi, pepatah di atas ingin menggambarkan orang yang di masyarakat tidak dianggap, namun ia memiliki uang (kekayaan) yang berlimpah sehingga pada akhirnya ia juga didatangi orang (karena yang datang menghendaki uangnya).


NGUNDHUH WOHING PAKARTI

Peribahasa di atas secara harfiah berarti memanen buah pekerjaan/tindakan. Secara luas peribahasa ini ingin mengajarkan tentang orang yang menuai dari buah tindakannya sendiri. Hal ini dapat dicontohkan misalnya karena seseorang selalu mencelakai atau merugikan orang lain, maka pada suatu ketika ia pun akan diperlakukan demikian pula oleh orang lain.

Peribahasa ini sesungguhnya merupakan representasi dari paham kepercayaan akan hukum karma yang sampai sekarang masing dianut oleh banyak orang Jawa (Indonesia). Peribahasa tersebut menjadi penanda akan adanya keyakinan hukum harmonium alam raya. Hal ini bisa dicontohkan pula misalnya karena manusia menebangi hutan semaunya, maka bencana banjir, tanah longsor dan kekeringan pun mengancam. Dapat saja terjadi bahwa undhuh-undhuhan atau panen dari pakarti itu tidak mengenai orang yang berbuat namun mengenai saudara, anak, cucu, pasangan hidup, dan keturunannya. Oleh karena itu, bagi orang yang percaya pada paham ini mereka akan takut berbuat negatif karena mereka percaya bahwa hal yang negatif itu nantinya akan mengenai dirinya sendiri, saudara, dan keturunannya.


NULUNG MENTHUNG

Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti menolong mementhung. Secara luas pepatah ini ingin menggambarkan tentang perilaku orang yang kelihatannya nulung (menolong), namun sesungguhnya ia mementung (memukul/mencelakai) orang yang ditolongnya itu.

Hal seperti ini dapat dicontohkan misalnya ada orang yang kesulitan uang. Tiba-tiba datang orang yang menawarkan pinjaman uang. Tentu hal ini disambut dengan gembira. Akan tetapi selang beberapa saat kemudian orang yang dipinjami uang itu akan merasa kecewa karena ia harus mengembalikannya berikut bunganya yang mencekik. Alih-alih ditolong, dia malah justru dicelakakan. Dalam banyak kasus orang yang terlanjur meminjam uang itu terpaksa melepaskan rumah, tanah, dan seluruh harta bendanya karena tidak mampu mengembalikan pinjaman berikut bunganya.

Dapat juga dicontohkan, ada orang yang kelihatannya getol menolong temannya dalam bekerja. Akan tetapi ketika pekerjaan itu berjalan lancar dan sukses dengan tiba-tiba orang yang menolong itu mengklaim bahwa itu semua adalah hasil kerjanya (peran temannya dihapuskan). Sehingga orang yang ditolong bekerja itu tidak pernah dianggap (dihargai) oleh atasan dan bahkan oleh teman yang lainnya.

Hal ini biasa terjadi juga dengan penyerobotan ide atau gagasan. Misalnya A memmpunyai ide. Lalu B berusaha membantu menyelenggarakan ide itu akan tetapi di tengah jalan ide itu diklaim B sebagai idenya belaka.


ILANG-ILANGAN ENDHOG SIJI

Pepatah Jawa di atas berarti kehilangan satu telur. Pepatah Jawa ini secara luas ingin menyatakan tentang kepasrahan atau keputusasaan seseorang (biasanya orang tua) atas perilaku anaknya yang dianggap sudah di luar batas.

Hal ini dapat dicontohkan misalnya dengan perilaku seorang anak yang demikian durhaka, jahat, brengsek, dan tidak bisa dinasihati lagi. Apa pun nasihat dan oleh siapa pun nasihat itu diberikan seolah memang sudah tidak mempan lagi. Menghadapi hal yang demikian ini biasanya orang tua akan menyerah atau putus asa. Harapan tentang hal-hal yang baik pada anaknya bisa pupus seketika. Dalam kondisi semacam ini orang tua bisa pasrah atau melepaskan harapannya atas anaknya. Dalam hal seperti ini orang tua bisa merasa ikhlas atau melupakan anaknya yang sudah bisa ditolong lagi tersebut.

Harapan orang tua akan ditambatkan pada anak-anaknya yang lain. Ibarat induk mengerami telur dalam jumlah lebih dari satu, sebuah telur telah direlakannya hilang.


NAPAKAKE ANAK PUTU

Pepatah Jawa di atas secar harfiah berarti bertapa untuk anak cucu. Napakake berasal dari kata tapa atau bertapa. Napakake berarti bertapa untuk.

Secara luas pepatah ini mengajarkan atau memberikan nasihat agar orang hidup di dunia ini tidak hanya mengejar kepuasan, kepopuleran, dan kesejahteraan dirinya sendiri. Ia harus ingat bahwa ia akan mempunyai keturunan. Keturunan inilah yang perlu dibantu agar hidupnya kelak lancar, sejahtera, dan bahagia. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan bertapa (laku prihatin).

Bertapa dapat disamakan dengan tekun berdoa kepada Tuhan, memohon keridhaanNya agar Tuhan bersedia melimpahkan rahamtNya kepada keturunan yang didoakannya itu. Kecuali berdoa, bertapa juga selalu diikuti dengan pengekangan hawa nafsu, memperbanyak amal kebaikan dengan tanpa pamrih. Semuanya dilakukan dengan keikhlasan hati yang tulus.

Tidak mengherankan jika di lingkungan masyarakat Jawa masa lalu sekalipun ada banyak keluarga hidup dalam kemiskinan mereka tetap menjalaninya dengan tabah dan ikhlas. Mereka menganggap bahwa hal semacam itu merupakan bagian dari perjalanan hidup yang mesti dijalani sekalian sebagai latihan bertapa demi anak cucunya kelak. Tidak mengherankan juga di masa lalu sangat jarang ada orang mengemis dan bertindak kriminal sekalipun masyarakatnya hidup serba kekurangan. Mereka menjalani hidup dengan keikhlasan, apa pun kesulitan yang mereka hadapi. Mereka menyikapi semuanya itu sebagai ganjaran (hadiah) belaka dari Tuhan. Bukan cobaan, tetapi hadiah. Mereka menganggap hal itu sebagai hadiah karena di balik ketidaknimatan hidup itu mereka percaya bahwa mereka sedang diajak untuk memperkaya hati, memperkuat batin, dan lebih dekat kepada Sang Khalik. Itu adalah ganjaran.

Mungkin pepatah semacam di atas masih menjadi pegangan bagi laku hidup mereka di kala itu.


KAYA NGENTENI THUKULE JAMUR ING MANGSA KETIGA

Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti seperti menunggui tumbuhnya jamur di musim kemarau.

Secara luas pepatah tersebut ingin menunjukkan sebuah aktivitas (mengharap sesuatu) yang sia-sia. Jamur identik dengan kelembaban. Kelembaban tidak berkait erat dengan air.

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sudah bisa mengidentifikasi/memperkirakan bahwa jika musim hujan tiba, maka akan ada banyak jamur bertumbuhan di sembarang tempat. Akan tetapi jika musim kemarau tiba, jamur hampir tidak mungkin didapatkan di mana pun. Berdasarkan ilmu titen inilah kemudian muncul pepatah itu.

Jadi, sangat tidak mungkin mengharapkan tumbuhnya jamur di musim kemarau. Jika kita mempunyai pengharapan yang dinanti namun tidak pernah terwujud itu ibaratnya menunggui tumbuhnya jamur di musim kemarau. Bisa juga pepatah ini digunakan untuk aktivitas menunggu yang amat lama sehingga seperti menunggui sesuatu yang tidak jelas atau tidak berjuntrung.


WIT GEDHANG AWOH PAKEL

Pepatah Jawa di atas secara harfiah diartikan ‘pohon pisang berbuah pakel’ (sejenis mangga yang sangat harum aromanya jika matang namun agak asam rasanya).

Dalam kehidupan nyata jelaslah amat mustahil terjadi ada pohon pisang yang berbuah pakel. Dari sisi jenis pohon, marga, kelas, dan ordonya saja sudah amat jauh berbeda. Demikian juga sifat-sifat yang dibawanya.

Pepatah ini dalam masyarakat Jawa digunakan untuk menggambarkan betapa mudahnya berbicara atau ngomong. Namun begitu sulitnya melaksanakan, mengerjakan, atau mewujudkannya. Pepatah itu dapat juga digunakan untuk menggambarkan betapa sebuah teori begitu mudah diomongkan atau dituliskan namun tidak mudah untuk dipraktekkan. Begitu mudah nasihat, petuah, pepatah, bahkan kotbah diucapkan, namun untuk pelaksanaannya sungguh tidak mudah. Dibutuhkan perjuangan keras untuk mengendalikan semua pancaindra dalam diri manusia untuk dapat mengarah ke pelaksanaan yang dipandang baik dan benar itu.

Kalimat dalam pepatah tersebut dalam masyarakat Jawa sering kemudian disambung dengan anak kalimat yang berbunyi, omong gampang nglakoni angel ‘omong mudah melaksanakan sulit’.


KAYA NGENTENI KEREME PRAU GABUS, KUMAMBANGE WATU ITEM

Pepatah Jawa ini secara harfiah berarti seperti menantikan tenggelamnya perahu gabus, mengapungnya batu hitam (batu kali).

Perahu yang terbuat dari bahan gabus (semacam stereofoam) tentu sangat muskil untuk tenggelam. Demikian pun batu kali (batu andesit) sangak muskil untuk muncul ke permukaan air.

Secara lebih luas pepatah ini ingin menyatakan akan sebuah usaha yang sia-sia. Usaha yang tingkat keberhasilannya adalah nol persen. Mungkin saja pepatah ini sama artinya dengan pepatah Ibarat menunggu Godod yang sebenarnya diadopsi dari lakon drama karya Samuel Beckett. Drama ini juga menggambarkan akan sebuah penantian yang sia-sia. Penantian pada sesuatu yang tidak akan datang atau terjadi.

Jika kita mengharapkan pada sesuatu yang tidak akan mungkin terjadi, maka apa yang kita lakukan ini sama dengan ngenteni kereme prau gabus, kumambange watu item.

Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani
Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti di depan memberi teladan, di tengah membangun kehendak/karya, mengikuti dari belakang memberikan daya.

Pepatah ini telah menjadi pepatah atau semboyan yang digunakan di dunia pendidikan Indonesia. Maksudnya, tentu sangat mulia agar murid atau siswa-siswa Indonesia bisa berpedoman pada semboyan yang dipopulerkan oleh Ki Hadjar Dewantara itu.

Maksud dari kalimat pertama dari pepatah ini yakni di depan (maksudnya sebagai pemimpin) hendaknya seseorang dapat memberikan teladan atau contoh. Jika seorang pemimpin tidak dapat memberikan keteladanan baik dalam sikap profesionalnya, maupun dalam sikap hidup secara keseluruhannya. Memang manusia tidaklah pernah akan sempurna. Akan tetapi seorang pimpinan hendaknya selalu berusaha menjaga dirinya agar ia benar-benar dapat menjadi teladan bagi bawahan, anak asuh, ataupun anak buahnya.

Kita dapat membayangkan sendiri jika seoang pemimpin dalam profesi maupun tindakannya tidak dapat diteladani, maka sikap atau perilaku anak buahnya pun dapat dipastikan akan lebih buruk daripadanya. Hal ini juga dapat dilihat dalam sebuah sekolah jika guru-gurunya bertindak kurang baik, maka murid-muridnya pun tentu akan bertindak lebih buruk dari gurunya itu. Tidak adanya keteladanan dari pimpinan menyebabkan anak buah akan kehilangan kepercayaan, hormat, dan segala respeknya.

Jika seorang pimpinan berada di tengah-tengah anak buahnya hendaknya ia bisa membangkitkan kegairahan agar anak buah atau anak asuhnya bisa bersemangat untuk berkarya atau bekerja. Di tengah anak buahnya ia hendaknya juga bisa menjadi teman, sahabat, atau partner yang baik.

Apabila seorang pimpinan berada di belakang anak buahnya hendaknya ia bisa mendorong, memotivasi, bahkan juga mencurahkan segala dayanya sehingga anak buahnya bisa benar-benar memiliki daya untuk berkarya.


KUTUK MARANI SUNDUK

Pepatah Jawa ini secara harfiah berarti kutuk (jenis ikan air tawar yang relatif besar) mendekati sunduk (penusuk/suji). Secara luas pepatah ini ingin menyatakan tentang kejadian atau peristiwa dari seseorang atau sekelompok orang yang mendatangi atau mendekati bahaya atau hal yang dapat membuatnya celaka.

Sunduk atau penusuk adalah pantangan bagi kutuk sebab pada penusuk itulah nyawa kutuk pasti terancam. Hal demikian dapat juga terjadi pada manusia atau orang. Misalnya, ada orang yang tidak bisa berenang, dengan tiba-tiba ia masuk ke dalam sebuah sungai yang dalam, maka tenggelam dan tewaslah orang itu. Dapat juga dilihat contoh lain misalnya, ada orang mendatangi arena peperangan atau pertikaian. Tanpa diketahui orang tersebut terkena peluru nyasar atau lemparan batu. Hal demikian dapat diibaratkan sebagai kutuk marani sunduk. Tegasnya, orang yang mendatangi marabahaya.


MENANG MENENG NGGEMBOL KRENENG

Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti diam-diam mengantongi kreneng. Kreneng dalam khasanah Jawa menunjuk pada pengertian sebuah benda menyerupai keranjang yang terbuat dari bilah bamboo yang diraut tipis dan lentur. Kreneng ini berfungsi untuk membungkus atau mewadahi barang-barang belanjaan yang dibawa oleh seseorang. Umumnya kreneng berfungsi sebagai kantong atau tas sementara yang kemudian bisa dibuang begitu saja setelah barang yang berada di dalamnya dikeluarkan.

Pepatah Jawa di atas secara luas ingin menggambarkan perilaku seseorang yang di permukaan (fisik, lahiriah) kelihatan pendiam, tidak banyak omong akan tetapi di pikiran dan di hatinya sebenarnya dia tengah mempersiapkan atau menyimpan sesuatu (yang umumnya tidak baik). Entah itu berupa rencana-rencana atau tujuan-tujuan yang tidak mulia. Entah itu rekayasa manipulasi, kebohongan, dan seterusnya.


DIJUPUK IWAKE AJA NGANTI BUTHEG BANYUNE

Pepatah di atas secara harfiah berarti diambil ikannya jangan sampai keruh airnya.

Pepatah ini mengandaikan pada sebuah peristiwa perburuan ikan di kolam atau di sebuah sungai. Pada umumnya pengambilan ikan di kolam atau sungai selalu menimbulkan kekeruhan pada air tempat ikan tersebut diambil. Hal ini terjadi karena gerakan tubuh manusia, benda lain, atau bahkan gerakan ikan itu sendiri di dalam air tersebut sehingga mengubak atau mengaduk air kolam/ sungai. Idealnya adalah ikan yang diincar bisa diambil namun air yang melingkupinya jangan sampai menjadi keruh atau butek.

Pepatah ini secara luas menyangkutkan persoalannya pada pengambilan kebijaksanaan atau penyelesaian masalah yang diidealkan jangan sampai menimbulkan korban atau masalah baru. Hal ini dapat dicontohkan misalnya pada kasus pencurian yang dilakukan oleh seseorang di sebuah dusun. Kebetulan ketua dusunnya mengetahui siapa pelaku pencurian itu. Agar masyarakat jangan sampai gaduh dan ribut-ribut nggak karuan, ketua dusun segera datang dan menangkap pencuri tersebut lalu pencuri tersebut disuruh untuk mengembalikan barang-barang yang dicurinya.

Setelah barang yang dicuri dikembalikan, orang yang kehilangan pun lega. Pencurinya tidak digebuki massa. Ketua dusunnya akan semakin naik pamornya karena jeli dan terampil menangani persoalan. Masyarakatnya tetap tenang. Persoalan yang melanda dusun bisa diselesaikan tanpa ribut, tanpa korban, tanpa kegaduhan. Minim resiko.

Jumat, 22 Maret 2013

tak terasanya waktu

tak terasa waktu begitu cepat kita lalui,
tak terasa waktu sudah 4 tahun merasakan duduk dibangku kuliah,
tak terasa selama menuntut ilmu dibangku kuliah,belum sama sekali dapat ilmu yang memuaskan,
artinya ilmu semakin diggali semakin dalam ilmu itu,
orang yang merasa ilmunya sudah banyak dan sudah cukup dia adalah orang sombong...

carilah ilmu darimanupun kapanpun kamu berada,

belajarlah kapanpun dimanapun kamu berada,

belajar dari kesuksesan orang lain, juga belajar dari kegagalan ornag lain...

Palestina Tercinta



Album : Tak Kenal HENTI !!!
Munsyid : Shoutul Harokah
http://liriknasyid.com


Untukmu jiwa-jiwa kami
Untukmu darah kami
Untukmu jiwa dan darah kami
Wahai Al-Aqsho tercinta

Untukmu jiwa-jiwa kami
Untukmu darah kami
Untukmu jiwa dan darah kami
Wahai Al-Aqsho tercinta

Kami akan berjuang
Demi kebangkitan Islam
Kami rela berkorban
Demi Islam yang mulia

Untukmu, Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu, Al-Aqsho yang mulia
Kami kan terus bersamamu

Untukmu, Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu, Al-Aqsho yang mulia
Kami kan terus bersamamu

A aa aaaa
A aaa aaa
A aaa aaaa a a a aa
A aa aaaa
A aaa aaa
A aaa aaaa a a a aa

Kami akan berjuang
Demi kebangkitan Islam
Kami rela berkorban
Demi Islam yang mulia

Untukmu, Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu, Al-Aqsho yang mulia
Kami kan terus bersamamu

Untukmu, Palestina tercinta
Kami penuhi panggilanmu
Untukmu, Al-Aqsho yang mulia
Kami kan terus bersamamu

Untukmu jiwa-jiwa kami
Untukmu darah kami
Untukmu jiwa dan darah kami
Wahai Al-Aqsho tercinta

Ya Robbi, izinkanlah kami
Berjihad di Palestinamu
Ya Alloh, masukkanlah kami
Tercatat sebagai syuhadamu

Ya Robbi, izinkanlah kami
Berjihad di Palestinamu
Ya Alloh, masukkanlah kami
Tercatat sebagai syuhadamu
Tercatat sebagai syuhadamu
Tercatat sebagai syuhadamuuu

Lirik Maher Zain Palestine Will Be Free


Every day we tell each other
That this day will be the last
And tomorrow we all can go home free
And all this will finally end
Palestine tomorrow will be free [x2]
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
[35s instrumental break]
No mother no father to wipe away my tears
ThatA�a?�a?�s why I wonA�a?�a?�t cry
I feel scared but I wonA�a?�a?�t show my fears
I keep my head high
Deep in my heart I never have any doubt that
Palestine tomorrow will be free [x2]
I saw those rockets and bombs shining in the sky
Like drops of rain in the sunA�a?�a?�s light
Takin away everyone dear to my heart
Destroying my dreams in a blink of an eye
What happened to our human rights?
What happened to the sanctity of life??
And all those other lies???
I know that IA�a?�a?�m only a child
But is your conscience still alive
Ooooooh � Yeaaah
I will caress with my bare hands
Every precious grain of sand
Every stone and every tree
Cuz no matter what they do
They can never hurt you
Cuz your soul will always be FREE
Palestine tomorrow will be free [x2]

Lirik Lagu Armada Band - Pemilik Hati

Lihat ku disini
Kau buat ku menangis
Tak ingin menyerah
Tapi tak menyerah
Mencoba lupakan
Tapi ku bertahan

Reff:
Kau terindah kan selalu terindah
Aku bisa apa 'tuk memilikimu
Kau terindah 'kan selalu terindah
Harus bagaimana ku mengungkapkannya
Kau pemilik hatiku

Mungkin lewat mimpi
Ku bisa 'tuk memberi
Ku ingin bahagia
Tapi tak bahagia
Ku ingin dicinta
Tapi tak dicinta

Back to Reff: 2x

Kau pemilik hatiku
Kau pemilik hatiku
Kau pemilik hatiku

Advertisement
Close to play

MALAM BERSERI

Malam berseri, indah damai dalam hati
Kau berikan rasa ini hingga dapat ku bermimpi
Tentang maaf yang bersemi
Tentang cinta yang tak letih

Dan ku harapkan kau kasih
Tak perlu bertengkar lagi
Tak perlu menangis lagi

Biarkan kita mengalir sampai nanti

biodata



1.      Nama Lengkap                     : fatkur rohman
2.     Nama Panggilan                   : fathur
3.     Tempat. Tgl Lahir                :jawa timur, 27 april 1990
4.     Alamat Asal                        :kec. Batiknau baru kab. Bengkulu utara
5.     Alamat Sekarang                  : jl. Dharmawanita  rt.17/kel. Pematang Gubernur
6.     No. Hp / e-Mai36l/ Fb                      : 0855366801112/085788682168/tekulwong@yahoo.co.id
7.     Angkatan/ NPM                   :2009/0919250007
8.     Fakultas / Jurusan                 : fai/tarbiyah
9.     Golongan Darah                   : A
10.   Keluarga                            : Anak ke- 2 .dari 3 saudara
11.     Hobby                               : menjelajah samudra
12.    Warna Favorite                     : hijau
13.    Moto Hidup                        : hiduplah seperti gelombang ombak yang selalu menerjang
14.   Cita-cita                                      : menggapai ridho ilahi menuju surga
15.    Aktivitas Sekarang               
Aktivitas
Keaktivann (aktif, semi aktif, pasif)
Akademis (kuliah)
Aktif
Aktivis (berorganisasi)
Aktif
Menulis
Semi aktif
Simanis
Semi aktif
olahraga
Semi aktif

16.   Riwayat Pendidikan
Jenjang pendidikan
Asal Sekolah/ perguruan tinggi
Tahun
SD
Sd negeri 39 batiknau baru, bengkulu utara
2003
SMP
Smp negeri 4 lais, bengkulu utara
2006
SMA
Sma muhammadiyah 4 kota bengkulu

Perguruan Tinggi
Universitas muhammadiyah bengkulu fakultas agama islam jurusan tarbiyah
2009

17.    Pengalaman
Organisasi
Jabatan
Tahun
Tapak suci
Kabid pendidikan
2008
Ipm
Koordinator keamanan
2008
Imm
Kabid dakwah imm fai
2011
bem
Staf kementrian propaganda dan kebijakan publik
2011
kammi
Staf kastrat kammi umb
2011
Ukmki al-jihad
Staf kaderisasi
2011

                                                                   Bengkulu,                             2011




2x3
 
 







(..............................................)




Nb: Deadline kumpul  Sabtu, 17 Desember 2011 . Cp: 081919418027 / 085381289431