Kamis, 11 Juli 2013

SURAT CINTA


Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakaatuh...
Maha suci Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, yang telah mengutus Rasulullah saw sebagai rasul sekaligus teladan kepemimpinan bagi seluruh umat manusia.
Yang membimbing dengan ketauladanannya bagaimana menjadi seorang mukmin sejati.
Dialah tauladan pemimpin sejati.
Saya juga berdo'a kepada Allah SWT agar senantiasa memberikan Taufiq kepada anda agar bisa meneladani Rasulullah saw dalam memimpin bangsa ini.
"Allaahumma sholli ala muhammad. Wa ‘ala aali muhammad.
Dengan rasa cinta saya yang menggebu-gebu dan rasa sayang saya yang mendalam,sedalam samudra,ijinkan saya untuk memulai menulis surat cinta buat anda,para pemimpi negeri...
Sebagai bentuk rasa cinta saya pada anda, para pemimpin bangsa, maka saya tulis surat ini..
Ini bukan surat tuntutan,surat cacian,juga bukan surat permohonan...
Sekali lagi, ini adalah surat cinta..
Dan surat ini berisi sepenggal sakit di dada ini melihat jurang ketimpangan di negeri ini yang bagaikan langit dan bumi.
Benar ujaran-ujaran, yang kaya bertambah kaya, yang miskin tambah miskin dan tetap berenang dalam Lumpur kemiskinan.
Dengan tidak mengurangi rasa cinta saya kepada anda para pemimpin negeri ini.
Bukalah mata anda,dapatkah anda meneteskan air mata melihat anak-anak yang mati karena busung lapar, yang tak pernah bisa mengenyam pendidikan sekolah paling dasar sekalipun.
Pernahkah air mata Anda menetes ketika melihat anak-anak kecil menjadi gembel,meminta-minta dan tertidur di emperan toko?
Alangkah terkutuknya pemimpin yang sudah tak mau ambil pusing dan tak pernah mau peduli penderitaan rakyat yang di pimpinnya.
Surat cinta ini sekedar sebagai pengingat,jangan" anda lupa bahwa Memimpin adalah mengabdi.
Memimpin bukanlah masa-masa untuk mengeluarkan jurus aji mumpung.
Islam mengajarkan bahwa sebuah jabatan adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan kelak.
Sehingga tidak bisa sembarangan memperlakukan jabatan itu.
Lalu, apa yang dimaksud dengan amanah?
Amanah bisa berarti sesuatu yang harus ditepati.
Bisa juga berarti amal atau dipercaya.
Kadang bisa juga berarti sesuatu yang dipercayakan.
Dari pengertian ini, jelas seseorang yang diberi amanah wajib menjalankan amanah.
Dari situ,saya bisa menyimpulkan bahwa seorang pemimpin yang kepadanya dititipkan amanah melindungi dan mengatur rakyatnya, jelas tidak boleh memberatkan rakyatnya dari sisi apapun juga.
Tapi coba lihat kondisi negara sekarang?
Kondisinya sangatlah jauh dari cerita- cerita masa lalu.
Rakyat masih banyak yang miskin dan suka meminta-minta di semua tempat.
Sementara anda para pemimpin dari berbagai posisi dan tingkat jabatan, justru terlihat semakin makmur.
Sikap hidup mewah dan menganggarkan dana rakyat untuk memperkaya diri anda,itu amat sangat melukai hati kami.
Di tengah kondisi kami yang serba berkesusahan, tolong, jangan jadikan kami korban dengan kegiatan menghambur – hamburkan uang rakyat melalui kegiatan anda yang tidak penting.
Kami tidak rela, uang kami anda pergunakan yang tidak penting dan tidak ada hubungannya dengan kami.
Berita – berita yang mengabarkan anda korupsi di sana – sini membuat kami sakit.
Seandainya rakyat punya hukum,akan menghukumi anda dengan hukum kami sendiri: MATI.
Kerakusan para koruptor dan tikus-tikus papan atas yang serakah dan rakus.
Justru sebagai pemimpin, Andalah yang bertanggungjawab membasmi dan memberantas para tikus koruptor yang menggerogoti kekayaan dan milik negara ini.
Kami sudah tak percaya penegak hukum.
Hukum di negeri ini bisa anda jual belikan.
Hukum bisa anda buat sesuka hati anda dan sesuai kebutuhan anda.
Waahh...Da terasa menulis, saking cinta saya yang membara terhadap anda.
baiklah mungkin saya sudahi saja surat cinta ini.
O yaa,sebagai tanda cinta kasih saya.
Saya cuma mau mengingatkan kepada anda,bahwa adzab Allah itu sangat pedih bagi anda yang memakan harta rakyat dengan jalan yang dzolim...
Sekian dulu...
Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakaatuh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar